Pemerintah Desa Rejuno dalam rangka sambut HUT ke - 77 Kemerdekasn RI menggelar tumpengan. Tumpeng / buceng dijadikan sebagai simbol perayaan hari kemerdekaan Indonesia setiap 17 Agustus. Itu karena tumpeng punya banyak filosofi, mulai dari nama hingga bentuknya.
Tumpeng/buceng adalah hidangan berupa nasi yang dibentuk kerucut dan menggunung. Nasi tumpeng biasanya disajikan di atas tampah. Selain itu juga disajikan aneka lauk-pauk yang mengelilingi tumpeng.
Dahulu tumpeng disajikan secara sederhana oleh masyarakat Jawa. Sebagai peringatan dalam setiap tahapan kehidupan. Kini tumpeng sudah menjadi kekinian. Lauk-pauknya beragam, demikian pula dengan hiasan beraneka ragam sayuran. adapun susunan acara adalah sebagai berikut :
a. Pembukaan;
b. Menyanyikan lagu Indonesia raya;
c. Tahlil;
d. Sambutan Kepala Desa ;
e. Potong tumbeng ; dan
f. Penutup.
Dalam kesempatan tersebut Senung Budiarto,SP, Kepala Desa Rejuno menjelaskan bahwa dalam rangka memperingati HUT ke - 77 kemerdekaan RI tahun ini pemerintah Desa Rejuno menggelar Semaan Al Qur'an yang di prakarsai oleh Nahdhotul Ulama Ranting Desa Rejuno pada siang hari,kemudian malam harinya dilanjutkan dengan malam tirakatan yang diisi dengan tahlil dan tumpengan.jelasnya.
"Tambah Senung Budiarto,SP bahwa dalam kegiatan tumpengan ini para perangkat Desa untuk membawa tumpeng Masing masing.selain itu juga BPD membawa 2 tumpeng,sehingga semua berjumlah 17 tumpeng. Hadir dalam gelaran tersebut adalah Kepala Desa,Perangkat Desa,BPD , RT/RW, tokoh masyarakat dan Lembaga Kemasyarakatan Desa lainya. dan esuk harinya seluruh perangkat Desa berangkat bersama sama untuk mengikuti upacara dilapangan Desa Jatipuro". tambahnya.
Sementara itu dalam sambutanya Kepala Desa menyampaikan pesan bahwa kegiatan semacam ini harus kita laksanakan setiap tahunnya. semua dikandung maksud untuk menghargai, mengenang jasa para pahlawan pejuang kemerdekaan dan mendoakan kepada para suhada semoga diterima disisinya serta kita selaku generasi penerus bangsa dapat mengisi kemerdekaan ini dengan pembangunan menuju masyarakat yang lebih sejahtera. pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama K.Abdul Aziz selaku Rois Syuriah Nahdhotul Ulama dalam sebuah mukhodimahnya menjelaskan bahwa momen semacam ini harus selalu dilaksanakan sebagai wujud implementasi dari jargon hadrotus syech KH.Hasyim Asy' ari selaku pendiri Nahdhotul Ulama dan sekaligus sebagai pahlawan Nasional yakni hubul Wathon minal iman.jelasnya.